Selasa, 27 Januari 2009

Senjata Makan Tuan SBY


Warga mana yang tidak menyambut gembira apabila BBM mengalami penurunan harga? Sudah pasti, harga BBM yang diturunkan sampai tiga kali ini disambut gembira oleh mereka meski nilai total penurunannya “cuma” Rp 1.500. Namun jika ‘keberhasilan’ ini dijadikan komoditas politik untuk menaikan figur atau parpol dengan mengklaim keberhasilan kelompok tertentu, adalah suatu pembodohan politik.

Inilah yang terjadi pada iklan Partai Demokrat. Dengan tanpa rasa malu, mengklaim penurunan harga BBM berkat ‘kehebatan’ seorang SBY. Partai Demokrat pura-pura lupa, jika pemerintahan SBY-JK itu dibangun oleh koalisi banyak partai yang semuanya memiliki saham kegagalan maupun keberhasilan.

Yang lebih parah lagi, ternyata yang menjadi faktor utama penurunan harga BBM itu dikarenakan faktor eksternal, yaitu disebabkan harga minyak dunia yang turun drastis. Jadi inilah yang membuat Direktur Eksekutif Charta Politika, Bima Arya Sugiarto mengatakan iklan yang dikeluarkan Partai Demokrat tidak etis, bahkan tidak mendidik masyarakat

Kemudian, alasan penurunan harga versi pemerintah yakni untuk meningkatkan daya beli masyarakat dan menggerakkan sektor riil, serta menjaga kondisi psikologis masyarakat sampai kini belum terlihat hasilnya.

Yang ada jutru sebaliknya. Buktinya, kebutuhan pokok harganya masih betah pada posisi tinggi, bahkan sebagian justru mengalami kenaikan harga. Dan sampai hari ini tarif angkutan umum juga masih harganya masih tarik ulur akibat belum turunnya harga onderdil kendaraan.

Maksud hati, SBY bersama Partai Demokrat ingin naik popularitasnya melalui iklan penurunan harga BBM. Kenyataannya justru menjadi senjata makan tuan. Ini harus menjadi pelajaran bagi partai penguasa, termasuk Partai Golkar agar jangan cepat lupa diri dan jangan hobi mengklaim memiliki andil paling besar untuk negeri ini (ibnusy - inilah.com) Selengkapnya...

Jumat, 23 Januari 2009

Belajar Ketegaran dari Abu Ataya

Gaza – Infopalestina: “Aku bersumpah demi Allah, kami pasti akan mengusir mereka. Agresi ini akan kalah, Palestina terbebaskan dari laut hingga sungainya.” Kalimat ini meluncur dari lisan seorang warga Palestina Faur Abu Ataya saat duduk di atas puing reruntuhan rumahnya yang diratakan buldoser Zionis Israel di daerah al Fakhari di wilayah tenggara Khan Yunis, wilayah Jalur Gaza bagian selatan.

Tekad besar dan semangat yang tinggi tetap dia perlihatnya keskipun kondisi sangat sulit yang nampak pada dirinya. Dia hanya mengenakan pakaian yang hampir compang-camping. Namun dia meniupkan tekad pada semua pemilik rumah yang diratakan buldoseer-buldoser Zionis Israel yang jumlahnya mencapai 40 rumah di kawasan tersebut.

Meski penderitaan terus berlanjut akibat agresi Zionis Israel ketegaran tekadnya masih membara. Penderitaan itu tersirat pada raut muka Abu Ataya. Seperti kebanyakan warga Palestina lainnya, pada wajah lelaki usia 50 tahun tergambar di wajahnya peta agresi Israel yang meluluh-lantakkan semua yang ada hingga kelihatan sudah berusia kepala tujuh.

Ketika koresponden Infopalestina sampai di daerah tersebut, sebagai bagian dari kunjunganya melihat langsung wilayah-wilayah yang terpapar agresi Zionis Israel, Haji Abu Ataya segera mengeluarkan potongan kertas dari sakunya yang dia tulis pada buku sekolah anaknya yang paling besar, Yaser, yang dia ambil dari bawah puing reruntuhan. Dia mulai membaca isi kerta tersebut yang menegaskan bahwa agresi ini pasti kalah dan kebenaran pasti menang. Bahwa Palestina mulai dari luat hingga sungainya, dengan izin Allah, akan kembali, berkat keutamaan jihad orang-orang yang ikhlas dan jujur.

Dia berbicara dengan tekad kuat, keyakinan yang teguh, bahasa yang fasih dan penyampaikan yang penuh komitmen, yang mempertanyakan adakan orang yang menulis kalimat kecaman atas agresi Zionis Israel dan sikap dunia internasional.
Kira-kira dua setengah menit dia menyampaikan kata-kata penuh amarah, seraya tersenyum karena dia tahu bahwa orang yang mewancarainya mengira dia adalah orang awam. Bagaimana bisa menulis dan mengutarakan kalimat-kalimat bernas. Kemudian dia menjawab sendiri, “Saya adalah seorang guru bahasa Arab untuk pelajar SMU. Saya menyelesaikan studi saya di Universitas Kairo. Anda jangan tertipu oleh wajah tua saya. Puing reruntuhan rumah ini memantulkan ketuaan wajah saya ini.”

Dengan tatapan tajam ke arah wajah anaknya yang paling besar, Yaser, keduanya saling berbalas senyum, Abu Ataya mengatakan, “Saya akan mengirimnya ke Universitas Kairo untuk kuliah kedokteran.” Sang anak, yang sudah absent pada semester pertama kelas satu SMU, ini tersenyum. Sang Ayah menegaskan, “Yaser orangnya tekun dalam belajar. Dia selalu menjadi rangking di antara teman-temannya di sekolah. Sebentar lagi dia akan kembali belajar. Mimpin menjadi dokter masih menjadi obsesinya, betapapun penderitaan yang baru saja terjadi.”

Kembalinya Yaser bersama 5 saudarnya ke bangku sekolah jelas memerlukan semua kebutuhan sekolah baru mulai dari buku paket, buku catatan dan sebagiannya. Semua ini jelas membutuhkan dana tambungan yang dia simpan dari gajinya di saat kondisi normal, lantas bagaimana dengan kondisi darurat seperti saat ini.
Apalagi Abu Ataya kini sudah tidak punya sisa tabungan di bank, barang dagangan atau tanah yang bisa untuk memenuhi keingingan dia dan anaknya untuk melanjutkan studi kedokteran.

Namun laki-laki ini bertekad merancang untuk merealisasikan keinginannya pada anaknya, juga keinginan anaknya “Yaser yang sangat pintar” dan kuliah kedokteran di Kairo. “Kembalilah ke ini setelah lima tahun. Saya akan memberi kabar pada anda bahwa dia sudah duduk di bangku kedokteran Universitas Kairo di tengah-tengah rekan-rekannya. Ini adalah tantangan. Namun kemauan kami tidak bisa dihancurkan oleh tank-tank, pesawat-pesawat dan buldoser-buldoser yang meratakan sekitar 90 rumah penduduk di desa pertanian ini,” ungkap Abu Ataya dengan tekad yang mantap.

Saat koresponden Infopalestina menanyakan detail agresi Zionis Israel di wilayah tersebut, Abu Ataya mengatakan dia bersama seluruh tetangganya keluar dari rumah dengan baju yang melekat di badan dalam kondisi ketakutan dari meriam tank-tank yang menerjang rumah-rumah mereka secara tiba-tiba. Untuk memberikan jalan bagi tank-tank dan buldoser-buldoser untuk majud dari tengah-engah rumah-rumah penduduk yang dimusnahkan bersama penghuninya. “Kami tidak sempat mengambil baju atau makanan atau apapun sebelum meninggalkan rumah” tuturnya. Bekas baju tercabik-cabik di bawah puing reruntuhan rumah-rumah yang dihancurkan alat-alat perang Israel.

Abu Ataya bersama istri dan anak-anaknya, sejak rumahnya diratakan Israel menginap di rumah kerabatnya di desa yang selamat dari penghancuran Israel . Namun rumah itu itupun tidak luput dari terjangan meriam tank-tank Israel. “Suatu malam saya pergi ke rumah anak paman saya dan paginya saya kembli ke puing-puing rumah. Kami makan, minum dan bermimpi hidup enak, kedokteran dan insinyur bagi anak-anak kami di atas puing reruntuhan. Saya tidak tahu nasib mereka. Masa depan tidak jelas dan nasib masih belum diketahui.”

Abu Ataya adalah satu dari contoh warga Palestina yang sabar dan teguh mempertahankan tanahnya dan komitmen dengan jalan perlawanan meskipun agresi menghancur-leburkan apa yang ada. Namun dia mengajarkan kepada anaknya untuk mengibarkan slogan: lanjutkan hidup dan memori ini tidak pernah lupa dan tidak pula mengampuni. (seto) Selengkapnya...

SP3 Petinggi PKS, Isapan Jempol?


Rumor kepolisian mengeluarkan SP3 (Surat Penghentian Penyidikan Perkara) atas nama tersangka Tifatul Sembiring, Ketua DPW PKS DKI Jakarta Triwisaksana dan Ketua DPD PKS Jakarta Pusat Agus Setiawan masih tarik ulur.

Rabu (21/1) publik melalui berbagai media mengetahui bahwa pihak kepolisian akan menghentikan penyidikan terhadap Tifatul cs. Parahnya, statement Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Zulkarnain ini di beberapa media cetak sudah diwartakan dan sudah diketahui oleh jutaan orang

Diberitakan, setelah berkonsultasi dengan saksi ahli dari Fakultas Hukum Universitas Indonesia, Rudi Satrio, Kepolisian mengamini bahwa aksi menentang agresi militer Israel ke Palestina yang dilakukan PKS pada 2 Januari tidak termasuk kasus dugaan pelanggaran kampanye.

Namun anehnya, Rabu sore, (21/1) Mabes Polri membantah dan menyalahkan pemberitaan media terkait penghentian penyidikan kasus pelanggaran pidana pemilu. Dengan gagah berani, Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Pol Abubakar Nataprawira, di Mabes Polri mengatakan "Penyidik Polda Metro Jaya belum menghentikan penyidikan terhadap Tifatul Sembiring"

Abubakar, menambahkan apa yang diwartakan media nasional yang menyebutkan, Polisi telah memberhentikan penyidikan terhadap Tifatul itu tidak benar. "Ini meluruskan pemberitaan di media," imbuhnya

Dengan fenomena di atas, justru masyarakat semakin meyakini adanya permainan tidak sehat untuk mengkerdilkan PKS. Imbasnya, kredibilitas Panwaslu sebagai pengawas dan Kepolisian di mata masyarakat semakin rendah.

Direkur eksekuif Lingkar Madani untuk Indonesia (LIMA) Ray Rangkuti kepada INILAH.COM, Jakarta, Rabu (21/1) malam mengatakan, jika benar penyidikan kasus Tifatul itu dihentikan, maka akan menjadi preseden buruk. Ia berargumen masyarakat nantinya akan menilai tidak adanya kepastian hukum bagi para pencari keadilan

Justru sebaliknya. Saya mewakili masyarakat mengatakan, apabila Panwaslu dan Kepolisian tetap ngotot meneruskan proses penyidikan, di tengah jutaan warganya mengklaim PKS tidak bersalah, justru hal ini yang akan menurunkan kredibilitas dua lembaga tersebut karena tidak bertindak professional.

Apalagi bukti-bukti yang diajukan Panwaslu terkait penawaran visi dan misi terkesan dipaksakan. Padahal KPI pun tidak menemukannya. Dan lebih jelas lagi, Zulkarnain mengatakan "Dalam aksi demonstrasi PKS tidak ada upaya untuk meyakinkan pemilih". Jadi, pikirkan dulu wahai Panwaslu dan Kepolisian sebelum melangkah. Selengkapnya...

Selasa, 20 Januari 2009

Media Israel: 8 Target Israel Gagal Dicapai dalam Agresi Gaza

Gaza – Infopalestina: Indikasi kekalahan pasukan Israel dalam agresinya ke Jalur Gaza yang berlangsung selama 22 hari kini didiskusikan oleh media-media Israel dan para pakar. Mereka menyarangkan pernyataan pedas yang menegaskan kegagalan telak yang dialami oleh militer Israel dalam menghadapi perlawanan Palestina di Jalur Gaza.

Media Israel menyebutkan delapan target Israel yang gagal dicapai dalam agresinya di Jalur Gaza.

Kegagalan menghentikan serangan roket

Tujuan utama agresi Israel adalah menghentikan serangan roket Palestina ke Israel. Namun media Israel dan publik Israel masih menyebutkan bahwa gerakan Hamas masih memiliki senjata roket dan pelontarnya. Padahal roket itu masih mengganggu Israel. mereka mempertanyakan bagaimana jika Hamas masih menyerang permukiman Israel dengan roket-roketnya.

Gencatan senjata karena tidak berdaya

Indikasi kekalahan Israel dalam agresinya ke Jalur Gaza terbukti dengan gencatan senjata yang dilakukan Israel. Media Israel menyebut bahwa gencatan senjata itu dilakukan Israel karena ketidakberdayaan dan bukan karena kekuatan. Mereka mengisyaratkan bahwa ini bukti kekalahan psikologis dan militer bagi Israel dalam menghadapi perlawanan Palestina. Karenanya, gencatan senjata yang dinyatakan Israel tidak ada gunanya.


Shalit masih ditawan


Target lain yang tidak bisa dicapai Israel dalam agresi ini adalah membebaskan serdadu mereka yang ditawan perlawanan Palestina di Jalur Gaza yakni Gilad Shalit. Media Israel dan pakar menyebutkan bahwa Shalit masih ditawan oleh Hamas. ini sebagai bukti kegagalan intelijen Israel dalam mencari keberadaan Shalit. Bahkan untuk memperoleh informasi keberadaan saja tidak berhasil.


Israel mendapat pukulan keras


Di sisi lain, citra Israel mengalami pukulan keras dari dunia yang melihat semakin jelas bahwa “Israel negara penjahat” yang menggunakan senjatanya tidak pada tempatnya serta melakukan tindakan yang tidak bertanggungjawab. Dunia juga melihat bahwa Israel melanggar seluruh hak-hak, konvensi internasional yang seharusnya dijaga oleh Israel dalam peperangan.

Hubungan tegang dengan Turki

Para pengamat Israel dan pakar media menyebut bahwa hubungan Israel dengan berbagai pihak semakin terancam hancur. Seperti dengan Turki, yang jelas menuding Israel sebagai penjahat perang dan memberikan simpati besarnya terhadap rakyat Palestina terutama kaum sipil di sana.

Kejahatan perang Israel

Sosok Israel semakin jelas setelah agresi ke Jalur Gaza; sosok penjahat perang. Di perkirakan dalam masa-masa dekat ini elit Israel akan menghadapi dakwaan kejahatan perang di mahkamah internasional. Sebab militer Israel melakukan aksi brutal dengan berbagai jenis serangan, menghancurkan rumah-rumah yang ada penghuninya, menghancurkan satu keluarga penuh, membombardir perkampungan sipil dengan bom fosfor, bom curah (cluster), uranium dan lain-lain.

Membidik sipil Palestina

Para pakar Israel menyebutkan bahwa militer Israel membidik warga sipil Palestina yang sama sekali tidak terlibat dalam peperangan secara disengaja.

Hamas mampu mengaku menang

Media Israel menegaskan bahwa kegagalan militer Israel terbukti bahwa Hamas masih mampu mengaku menang sebab target Israel tidak tercapai seperti yang dicanangkan oleh militer Israel, Olmert, dan Barack serta para antek-anteknya. (bn-bsyr) Selengkapnya...

Sabtu, 17 Januari 2009

Maaf Kami Beda



Maaf, kami bukan partai murahan seperti itu. Sebelum jadi partai pun kami sudah aktif dalam aksi-aksi kemanusiaan, apalagi untuk Palestina. Jauh sebelum itu, para qiyadah kami sudah menggadai nyawa demi Palestina. Bagi kami, Al-Quds bukan di seberang lautan, melainkan sejarak uluran tangan. Memang hanya sedikit yang bisa kami lakukan, namun Allah Maha Teliti perhitungan-Nya.

Maaf, seandainya yang kami lakukan tempo hari itu dianggap kampanye. Jika kampanye adalah berkumpul, hura-hura, bersorak-sorai, sambil mengenakan atribut partai, maka kami bukanlah partai yang menggantungkan diri pada hal tersebut. Kami hanyalah sekelompok hamba Allah yang sederhana dan mudah dikenali. Jangankan dengan atribut partai, tanpa atribut pun biasanya orang mudah mengenali kami.

Kata Al-Qur’an, tidak ada shibghah yang lebih kental daripada shibghah Allah. Sudah pernahkah Anda mendengar kata ini? Jika kaus putih Anda berwarna merah setelah dicelup dalam cairan pewarna merah, itulah shibghah. Iman memang letaknya di dalam hati, namun tak mungkin sepenuhnya disembunyikan. Adakalanya hati ini bangkit ‘izzah-nya dan meluap-luap sampai orang-orang bisa melihatnya dari sorot mata, gurat senyum, dan tangan yang terkepal.

Maaf, kami memang tak pernah mementingkan atribut. Atribut apa pun yang dipakai, orang bilang kami ini begitu mudah dikenali. Kami hanya berdoa, itulah shibghah Allah; yang lebih kentara warnanya daripada warna-warni lainnya.

Kami sadar bahwa kami hidup di tengah-tengah peradaban yang begitu mementingkan atribut. Dengan atribut pun media massa masih tidak adil terhadap umat Islam; seolah-olah umat ini tak pernah memeras keringat demi negara. Masih ada saja yang bilang, “Buat apa mengurusi Palestina, sementara negeri sendiri ditelantarkan?” Sebagian diantara kami berkesimpulan bahwa inilah yang terjadi jika atribut ditanggalkan. Orang tidak tahu (atau pura-pura tidak tahu) bahwa kami pun ikut menyumbang negeri ini dengan darah, keringat, dan air mata. Oleh karena itu, kami pun tak berani meremehkan atribut.

Maaf, pikiran kami tak pernah sampai ke tempat yang Anda-Anda bicarakan. Beberapa hari sebelum aksi itu, SMS bertebaran. Salah satu SMS yang kami terima berbunyi : “Kerahkan semua tenaga demi Palestina! Sumbangkan waktu, tenaga, suara dan hartamu untuk jihad! Ikutilah aksi demonstrasi mendukung Palestina, dari Bundaran HI sampai Kedubes Amerika pada 02/01/09! Kenakan atribut partai, tunjukkan bahwa kader PKS bulat suaranya mendukung saudara-saudara kita di Palestina!” Sebagian SMS yang lain nadanya lebih formil, namun kurang lebih seperti itu. Tak sekalipun terdengar seruan untuk mendulang suara dari melayangnya nyawa para syuhada di Palestina. Tak ada secuil pun usaha untuk menarik simpati masyarakat kepada PKS. Semua orang tahu siapa kami, dan semua orang tahu bagaimana sikap kami terhadap Palestina. Kami tidak pernah merasa perlu melakukan kampanye dengan cara begini.

Maaf, jika definisi “partai politik” dalam benak Anda berbeda dengan kami. Hemat kami, parpol hanyalah satu dari sekian banyak sarana yang dapat digunakan, mulai dari memberantas korupsi, menyusun regulasi, mendukung agenda pengentasan kemiskinan, sampai advokasi terhadap perjuangan rakyat Palestina. Partai kami tidak banyak duit, sehingga kami tidak bisa mendulang suara dengan cepat lewat jalur money politic. Kami tidak menjanjikan uang atau nasi bungkus kepada kader-kader kami untuk berkumpul di sekitar Bundaran HI. Mereka datang jauh-jauh dari Depok, Bogor, bahkan Cimahi dan Majalengka, murni dengan biaya sendiri. Mereka rogoh kantung sendiri untuk datang dan menunjukkan pada saudara-saudaranya di Palestina bahwa di negeri ini masih banyak yang peduli dengan nasib mereka. Mereka bahkan diinstruksikan untuk membawa bekal sendiri, meskipun alhamdulillaah sebagian besar berhasil mengkoordinir konsumsi bersama.

Inilah ikatan yang lebih kuat daripada kewarganegaraan, ikatan perjanjian, ataupun pertalian darah. Aqidah-lah yang membuat mereka mengesampingkan semua agenda pada hari itu demi membela saudara-saudaranya yang mati dibunuh dan hidup ditindas. Aqidah-lah yang membuat jarak sebentang samudera bagaikan hanya sejarak uluran tangan saja. Mereka adalah saudara-saudara kami. Orang tua mereka adalah orang tua kami, dan anak-anak mereka adalah anak-anak kami. Betapa pedih hati ini memikirkan penderitaan mereka, dan betapa menderita hati kami karena begitu sedikitnya bantuan yang bisa kami berikan.

Maaf, barangkali pikiran kami memang demikian terlena dengan korban yang terus berjatuhan di Palestina. Ketika diminta berkumpul, kami pun menjawab panggilan itu. Menggunakan atribut partai adalah refleks, karena memang kami adalah kader partai. Banyak juga kader yang tidak punya atribut partai dan datang seadanya. Tapi tak mengapa, karena memang kami tidak mementingkan atribut. Itu hanya refleks semata, sekedar untuk menunjukkan identitas. Memang pikiran kami terfokus penuh kepada Palestina, sehingga lupa pada aturan Pemilu. Pasalnya, partai kami ini memang tidak hanya sibuk menjelang Pemilu. Bagi kami, Pemilu hanyalah satu dari sekian banyak hal dalam agenda partai. Kampanye kami tidak mesti dengan bendera dan pengerahan massa, melainkan yang utama adalah dengan pemikiran dan prestasi. Semua orang tahu siapa kami.

Maaf, saat itu kami memang tak pernah kepikiran tentang Pemilu. Bukan sekali ini saja kami mengerahkan sekian ribu kader untuk mendukung Palestina. Jika 7% pemilih pada tahun 2004 yang lalu memilih PKS, maka kami ingin semua orang tahu bahwa yang 7% itu semuanya mendukung Palestina. Itulah manfaat atribut bagi kami, lainnya tidak. Palestina menyita banyak sekali ruang pikiran kami, sehingga perebutan suara di Pemilu esok hari terlupakan begitu saja. Maaf jika hal ini barangkali sulit dipercaya, namun demikianlah adanya. Anda tahu siapa kami.

Maaf, kebanyakan diantara kami memang tak bisa memberikan rumah bertingkat, mobil mewah, atau sekolah keluar negeri bagi anak-anak dan istri kami. Namun kami berusaha sebisanya untuk menjaga kehangatan keluarga. Kami ikat keluarga kami, bukan hanya dengan ikatan keluarga, melainkan juga dengan aqidah. Ayah, istri, dan anak-anak, semuanya turut mendukung dakwah. Karena mendukung Palestina adalah tuntutan aqidah, maka kami tak sempat lagi memikirkan Pemilu dan segenap aturannya. Mungkin jika Anda melepaskan sejenak kacamata politik konvensional yang selalu Anda kenakan itu, Anda akan paham apa yang kami jelaskan ini.

Maafkan pula jika reaksi kami berbeda dengan persangkaan orang banyak. Anda punya kekuatan hukum dan politik untuk menjebloskan para qiyadah kami ke penjara, tapi Anda takkan punya kuasa untuk memadamkan api dakwah. Anda semestinya belajar dari Mesir, Turki, atau Palestina; negeri-negeri di mana dakwah tidak pernah (dan takkan) punah. Kami bukan partai picisan yang hilang akal jika qiyadah kami dipenjara atau dibunuh sekalipun, dan qiyadah kami bukanlah aktifis kemarin sore yang terkencing-kencing ketakutan diancam dengan terali besi. Buya Hamka, Sayyid Quthb, Ahmad Yassin dan banyak mujahid lain telah mengikuti jejak Nabi Yusuf as. yang tak berhenti berkembang dari balik jeruji. Jika Allah menghendaki para ulama untuk masuk penjara, itu artinya mereka dipanggil untuk menyendiri bersama-Nya. Insya Allah ketika sudah lulus dari ‘madrasah penjara’, mereka telah berkembang menjadi pribadi yang jauh lebih perkasa dan jauh lebih menyeramkan di mata musuh-musuh Allah.

Maaf, kami memang beda. Tapi kami meminta maaf bukan karena berbeda, melainkan karena belum berhasil membuat Anda mengerti. Semua orang tahu siapa kami. Anda pun pasti tahu. Adakalanya kami berbuat kesalahan, lupa dan lalai, namun hal itu tentunya tak sampai membuat orang lupa siapa kami ini sebenarnya. Kami takkan berhenti memperjuangkan apa yang selama ini kami perjuangkan, dan melawan apa yang selama ini kami lawan. Namun kami janji, lain kali akan lebih waspada terhadap tipu daya.

warnaislam.com Selengkapnya...

We Will Not Go Down



We Will Not Go Down (song for Gaza)
composer: Michael Heart (2009)

We will not go down
In the night, without a fight
You can burn up our mosques and our homes and our schools
But our spirit will never die
We will not go down
In Gaza tonight

Boleh saja, Zionis membakar masjid saudara kami. Boleh Saja bangsa si pendusta itu membakar rumah. Sekolah anak-anak Palestina boleh saja mereka hancur luluh lantahkan. Tapi, Zionis Israel tak akan mampu mematikan spirit perjuangan suadara kami. Dan sebagai bukti Palestina tidak sendiri, kami pun berbuat untuk mereka.

Yaa Allah, muliakanlah mujahid yang menolong agama-Mu. Mujahid yang ada di mana saja, terlebih Mujahid yang ada di palestina Selengkapnya...

Suara Terbanyak Harus Tepat Sasaran

Baru-baru ini, Mahkamah Konstitusi (MK) menganulir mekanisme penetapan calon anggota dewan terpilih di DPRD dan DPR melalui nomor urut. MK menggantinya dengan sistem suara terbanyak. Ini artinya ada perubahan mendasar dalam system pemilu di Indonesia

Diakui dengan system suara terbanyak, rasa demokrasi lebih terasa, karena pilihan rakyat menjadi patokan untuk menentukan siapa yang layak menduduki “kursi panas”. Pendek kata kedaulatan rakyat dijunjung karena penetapan aleg berdasarkan suara terbanyak akan menghormati selera masyarakat dalam menentukan wakil-wakilnya

Namun sebagaimana lazimnya, setiap kebijakan pasti tetap saja meninggalkan permasalahan. Era dibukanya suara terbanyak membuka peluang caleg-caleg berkantong tebal membeli suara rakyat. Kita bisa melihat bagaimana mereka setiap saat selalu road show menabur rupiah (bukan visi dan misi) demi meraup suara yang bisa mengantarkan mereka ke gedung dewan.

Bukan itu saja, imbasnya tata kota (khususnya Batam) menjadi semakin amburadul. Hampir disetiap jengkal jalan banyak dijumpai pameran ‘foto model dadakan’ dengan baliho dan sejenisnya dan tanpa melupakan kalimat-kalimat narsisnya.
Saya berharap dengan kondisi di atas, pihak-pihak terkait semacam Pemko, KPU, Panwas dan lembaga yang peduli dengan pemilu berkualitas untuk segera bertindak.

Pemko, KPU dan Panwas untuk segera menertibkan atribut-atribut kampanye yang tidak beraturan dan menyalahi prosedur. Setidaknya diberi zona khusus untuk atribut kampanye.

Kepada lembaga yang peduli dengan pemilu berkualitas ditunggu untuk melakukan sosialisasi, bukan saja yang terkait dengan bagaimana cara mencontreng yang benar, namun ada yang lebih urgent, yaitu bagaimana cara memilih calon wakil rakyat yang berkualitas.

Karena jika masyaraakat masih di nina bobokan, maka harapan untuk memiliki aleg yang kredibel tidak akan terwujud karena yang masih menjadi kenyataan, sistem suara terbanyak yang demokratis saat ini tidak seirama dengan kualitas caleg-calegnya. jadi suara terbanyak tak akan semanis impian, jika masyarakat salah pilih. Wallahua’alam Selengkapnya...