Rabu, 28 Juli 2010

Berceraikah Dahlan – Ria?

Beberapa bulan ke depan, Batam akan menggelar pemilu kada. Saat ini tahapan demi tahapan pesta demokrasi terus berjalan. Tepat di hari Rabu, 5 Januari 2011 (kalau tidak ada perubahan) tibalah hari pencoblosan. Dan dalam waktu kurang dari sehari, warga Batam sudah bisa memprediksi siapa yang bakal menjadi Walikota – Wakil Walikota melalui quick count maupun real count

Sampai saat ini sudah bermunculan nama-nama yang siap menjadi pemimpin tertinggi di Batam, baik dari unsur partai politik (parpol) maupun yang memproklamirkan diri dari jalur independen. Nama-nama “beken” seperti Ahmad Dahlan, Ria Saptarika, Syamsul Bahrum dan Hj. Asnah sudah mengorbit di berbagai media. Tak ketinggalan nama Rudi, Zainal dan lainnya juga ramai menghiasi surat kabar

Ada yang menarik bagi penulis, di saat “jagoan-jagoan” lain masih “kasak-kusuk” meraih restu, nama Ria Saptarika adalah menjadi satu-satunya calon yang sudah mendapat restu dari parpol. Keputusan final DPP PKS sebagaimana banyak diwartakan di media mengamanahkan Wakil Walikota Batam ini kembali dicalonkan oleh PKS sebagai Walikota atau masih tetap di posisi semula

Leading dalam hal mendapat restu, menjadi modal awal yang bagus bagi Ria Saptarika untuk berlaga. Ibarat sebuah perlombaan lari marathon, Ria Saptarika sudah berlari duluan di saat kandidat lainnya masih mempersiapkan baju, sepatu dan peralatan perlombaan lainnya.

Kondisi di atas sangat memungkinkan menaikan bargaining Ria Saptarika di posisi nomor satu. Meski hanya mengantongi empat kursi, namun besar kemungkinan Ria masih bisa berlaga pada pemilu kada, karena mengingat “nama besar” Ria dan PKS masih laku dijual ke berbagai parpol untuk melakukan koalisi.

Berceraikah Dahlan – Ria?
Perceraian politik menurut penulis akan sangat mungkin terjadi. Apalagi sampai tulisan ini ditulis, PD dan PKS belum deal menyangkut masa depan koalisi yang akan mereka bangun. Diperparah, tanda-tanda perceraian sudah ada dengan indikasi sering “dicampakan” wajah Ria Saptarika pada baliho milik pemko

Dan jika (perceraian) terealisir, maka diprediksikan pertarungan menuju Engku Putri akan semakin seru. Tidak saja akan ada “tontonan” seru head to head-nya Dahlan dan Ria, juga akan bermunculan nama-nama lain yang ikut mengadu peruntungan di ajang pemilu kada ini

Penulis haqqul yaqin, keberadaan Dahlan – Ria sebagai top leader di Batam pasti secara popularitas lebih dikenal daripada kandidat lainnya. Kepemimpinan mereka sebagai Walikota dan Wakil Walikota yang sudah empat tahun tentu memiliki akses yang lebih luas untuk merangsek masuk ke kantong-kantong warga. Pemberitaan di media juga bagi mereka tetap lebih diuntungkan dibanding dengan calon-calon lainnya

Jika keduanya berhadapan, maka secara politik akan menjadi pertarungan yang sangat menarik. Sebagai orang nomor satu, tentu popularitas Ahmad Dahlan lebih dominan daripada Ria Saptarika, namun sebaliknya sebagai “kuda hitam”, tim Ria akan power full untuk menjadi pemenangnya.

Apalagi setahun terakhir, pencitraan Ahmad Dahlan di media cenderung anjlok akibat berbagai pemberitaan negatif atas berbagai kasus yang terindikasi menyeret nama Walikota tersebut, seperti kasus Bansos, kasus Husnul dan lainnya.
Meski demikian, menurut penulis (setidaknya untuk saat ini), Dahlan dan atau Ria adalah tetap calon yang masih memiliki peluang tertinggi untuk menang. Keduanya memiliki kekuatan yang bersumber dari posisi mereka sebagai orang tertinggi di Batam. Dengan jabatan tersebut, melekat lah berbagai macam keuntungan.

Menimbang Dahlan – Ria
Kekuatan istimewa yang dimiliki Ahmad Dahlan adalah sebagai Ketua DPC PD Kota Batam yang nota bene sebagai parpol peraih suara terbanyak. Meski sudah lebih dari sepuluh calon yang mendaftar via PD, namun penulis berkeyakinan nama Ahmad Dahlan tetap bakal muncul sebagai kandidat yang diusung oleh PD pada pemilu kada Batam ini.

Di samping itu, meski PD tanpa koalisi sudah bisa langsung ikut berlaga, namun berkah pemilik suara terbanyak justru menjadi daya tarik parpol untuk mendekat. Diprediksi akan banyak parpol yang kesengsem dengan PD. Ibarat gadis cantik, PD pasti menjadi incaran banyak pria (baca: parpol). Jika tidak menjadi suaminya, setidaknya jadi temannya pun tidak masalah

Namun yang perlu menjadi perhatian, meski sebagai Ketua DPC PD Batam dan kelak diputuskan sebagai kandidat mewakili partai penguasa, keputusan terpilihnya Dahlan tetap menjadi pro kontra di kalangan kader PD sendiri yang bisa berakibat pecahnya suara

Sedang kelebihan Ria Saptarika adalah kinerja selama menjabat sudah bisa dirasakan. Semisal KTP SIAK online, SKCK online dan lainnya. Meski masih perlu ada perbaikan, namun hemat penulis hal di atas menjadi nilai plus tersendiri buat Ria. Kedekatan dengan berbagai komunitas seperti blogger dan masyarakat umum juga menjadi nilai penting bagi Ria

Selain itu sejarah PKS membuktikan, jika kadernya dimajukan sebagai kandidat maka PKS akan all out memenangkan. Pilgub DKI misalnya, meski kalah namun pertarungannya begitu ketat, Pilwako Batam yang mengantarkan Dahlan – Ria itu sendiri dan yang teranyar di pemilu kada Sumatera Barat yang dimenangkan oleh Irwan Prayitno – Muslim Kasim yang mampu menggulingkan incumbent.

Dan semangat di atas pasti masih dimiliki oleh para kader dan simpatisan PKS yang memang terkenal loyal, termasuk kader PKS di Batam

Kesimpulan
Bagi penulis, antara Dahlan dan Ria memiliki kekuatan yang merata. Jika keduanya berhadapan maka akan menjadi perhelatan pemilu kada yang menarik. Tinggal bagaimana mereka menetapkan wakilnya. Namun jika keduanya kembali berpasangan, maka versi penulis keduanya akan melenggang kembali ke Engku Putri dengan “mudah”

Namun ada yang paling mendasar dari pesta pemilu kada, bukan siapa yang menang dan serunya pertarungan, yang terpenting adalah pemenang dapat mengejawantahkan programnya untuk mensejahterakan warga Batam, karena demokrasi dan kesejahteraan itu bagaikan kepingan mata uang.

Demokrasi mengharuskan terciptanya kesejahteraan. Sebaliknya kesejahteraan juga harus didapat dari jalur yang demokratis. Dengan kata lain pemilu kada sebagai “anak kandung” demokrasi harus bisa membawa efek kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat
Untuk itu menjadi tanggung jawab parpol, penyelenggara pemilu kada dan pemilih untuk menciptakan pesta politik yang berkualitas, agar pemilu kada bukan bak nikotin yang bikin candu, namun merugikan, namun harus seperti vitamin, yang dibutuhkan karena memang menyehatkan. Wallahua’lam

*. Diterbitkan Sijori Mandiri, 28 Juli 2010
Selengkapnya...