Selasa, 09 September 2008

Wahai Bulan Magnet …

Subhanallah, tak terasa, saat ini kita (umat Islam) melaksanakan shoum Ramadhan pada hari yang ke-9. Itu artinya sehari lagi kita akan berpindah pada tahap mencari (atau mendapat) pengampunan Allah, sebagaimana yang sering disampaikan oleh para muballigh di atas mimbar “Bulan Ramadhan itu awalnya adalah rahmat, tengahnya adalah maghfirah (pengampunan) dan akhirnya adalah dibebaskan dari api neraka”

Subhanallah, awal Ramadhan memang terasa bener sentuhan rahmat Allah. Lihat saja, orang yang biasanya tidak pernah nongol di masjid, tiba-tiba hadir dengan menggunakan baju muslim ditambah perlengkapan sholat lainnya. Subhanallah, Ramadhan memang bulan magnet

Ramadhan juga sama dengan piala dunia. Lihatlah di awal banyak Negara tumplek megikuti prosesi pembukaannya. Kemudian penyisihan, perdelapan final, semi final dan grand final. Jumlah pesertanya pun sudah pasti menyusut.
Termasuk ketika Allah “mengobral” ampunan bahkan pembebasan dari api neraka, kita sepertinya bakal lebih enjoy berada di Mall, mudik atau beraktivitas yang kurang mendukung kesuburan ruhiyah kita

Saudaraku, kata Ustadz, tarikan-tarikan tanah (ingat, kita bersal dari tanah) nilainya itu rendah. Makan, minum, hubungan seksual dll itu sekali lagi nilainya “rendah”. Sedang makanan ruhiyah itu harganya mahal, sehingga kadang banyak orang yang tidak sanggup untuk membelinya.

Sholat berjama’ah di masjid, dizikir, tilawah Al Qur’an, silaturahim, shodaqoh dll itu adalah aktivitas yang sering kita abaikan, baik di bulan Ramadhan apalagi bulan lainnya. Padahal itu adalah yang bakal mengantarkan kita kepada kehidupan yang sebenarnya. Semoga bermanfaat. Wallahua’lam

Tidak ada komentar: