Sabtu, 09 Agustus 2008

Politisi Atau Bajing Loncat?

Tidak dipungkiri memang masih banyak para pelaku politik di negeri ini yang mengadopsi gaya bajing loncat dalam mencari makan. Karena syahwat kekuasaannya tinggi, kadang hanya karena soal sepele, mereka rela pecah kongsi dan membentuk partai baru

Hari ini banyak dijumpai sebagian besar partai memiliki “saudara kembar”. PDIP VS PDP (termasuk juga banyak partai yang mengusung symbol Soekarno) , Golkar VS Hanura, PAN VS PMB, PDS VS PKD Indonesia, PPP VS PBR dan PKB VS PKNU serta masih ada lainnya.

Seperti kata pepatah, “tidak ada asap kalau tidak ada api”. Perpecahan di tubuh banyak parpol pasti ada penyebabnya. Bisa karena petingginya yang sok-sokan atau mungkin juga karena bawahannya kepengin jadi pimpinan. Intinya, warisan system oligaki masih dominan.

Ada juga yang merasa “lahannya” sudah habis, mereka tanpa malu pulang lagi ke kandangnya. Zainuddin MZ misalnya. Kyai sejuta umat ini dahulu adalah tokoh PPP, kemudian putus hubungan dan mendirikan PBR, namun saat ini dia kembali lagi ke PPP.

Tidak cuma satu itu model politisi di Indonesia. Di belakang nama Zainuddin MZ, ada juga Rhoma Irama yang sudah lelah keliling partai balik juga ke PPP. Fuad Bawazier juga, sempat nongkrong di PAN, nglamar PKS tapi ditolak, kemudian sekarang bergabung di Hanura. Tentu masih ada serentetan nama yang bejibun banyaknya baik di pusat maupun daerah.

Anehnya, partai-partai yang kedatangan politisi semacam ini justru bangga dan saling claim. Bahkan mereka membuat istilah “kedatangan darah segar dari partai lain”. Padahal model politisi seperti itu tidak ubahnya seperti orang yang tidak punya prinsip. Bahasa kasarnya Muhaimin cs adalah “mereka itu bagaikan anasir-anasir jahat” yang siap ngeroposi partai yang ia labuhi.

Tapi memang begitulah kerjaannya partai tak bersistem. Partai justru ndompleng ketenaran seseorang. Berbeda dengan partai kader, yang akan memunculkan orang yang dahulu bukan siapa-siapa menjadi tokoh besar. Partai apakah itu?

2 komentar:

sang mujahid mengatakan...

yang pasti nafsu dunia ya mas yang ada di kepala Bajing lompat itu, tapi yang pasti kalau ngak bajing lompat kemungkinan besar bajingan kali ya mas Ibnu,tapi kita berdoa aja deh mudah mudahan bajing lompatnya jadi sadar dan ngak menjadi bajingan amiiin...

Anonim mengatakan...

hmmm judul yang elok..... kita harus ajari tentang demokrasi ke anak sejak dini, karena merekalah harapan agen perubahan negeri ini, generasi2 pemimpin negeri ini, generasi2 pejalan hamparan jihad illahi....
di postingan blog saya yang saya ulas dari blog sekolah alam di semarang..... tentang pembelajaran demokrasi di sekolah ....
mudah2an bisa memberi manfaat bagi banyak orang