Selasa, 10 Juni 2008

BBM, Ahmadiyah dan Euro Cup

Sekilas tiga elemen di atas tidak nyambung blas. BBM adalah bahan bakar yang dibutuhkan oleh semua orang. Ahmadiyah, sebuah aliran sempalan Islam yang di negara kelahirannya (Pakistan) justru sebagai agama minoritas (tapi di Indonesia belum jelas, biarpun sudah keluar SKB) dan Euro adalah hajatan besar Sepak Bola Eropa yang digelar tiap empat tahun sekali.

Walaupun berbeda ternyata ketiganya itu bersenyawa dalam melakukan kongsi membuat kebijakan onar dengan menaikan harga BBM secara semena-mena dan mengeluarkan SKB dengan mengambil momen yang sama, Piala Eropa.

Saya yakin (Insya Allah), semua ini by design, bukan natural, mengingat masyarakat kita banyak sekali yang gila bola (termasuk juga para aktivisnya). Dengan memunculkan policy di saat seperti ini, maka secara logika issuenya menjadi lebih kecil dan cepat hilang. Disinilah pintar (baca: liciknya pemerintah)

Rasakan saja, saat ini demo-demo anti kenaikan BBM memang masih ada, namun seolah kehilangan ‘rohnya’. Apalagi media termakan isu pengalihan BBM dan Ahmadiyah dengan berita heboh terkait beberapa kelompok yang menginginkan FPI dibubarkan, dipenjaranya Habib Riziq, larinya (sekarang sudah menyerahkan diri) Munarman dan juga gegap gempitanya Piala Eropa serta seabreg informasi yang semakin mengubur permasalahan aslinya.

Intinya selama ini pemerintah SBY-JK sering bermain kucing-kucingan. Selalu mengawasi dan mencari titik lemah masyarakat untuk memunculkan kabar buruk agar terkesan smooth. Selalu mengintai dan merebut bola agar rakyat menjadi korban dari tumbal kekuasaan mereka.

Jujur, kegeraman saya atas lembek dan ngawurnya kebijakan pemerintah dalam kendali SBY-JK pun mengalami sedikit pengurangan dengan adanya hajatan Piala Eropa. Selain itu saya juga sering dikritik karena mampu bangun untuk nonton bola, tapi lelet untuk qiyamullail.

Ikhwan cap apa? Begitu kata sebagian kawan. Wah ternyata kita (terutama saya) masih harus terus belajar. Belajar sambil terus berusaha. Karena sejatinya perubahan harus diikuti oleh ruhiyah yang prima. Wallahua’lam.

3 komentar:

Anonim mengatakan...

benar sekali om, ini ada pengalihan isu......hebat nian.

o..pulang ya mas??

Anonim mengatakan...

yak betul
baru kemaren aq balesin imel temen dgn bahasan serupa
emang pinter ni pemerintah
salut

Anonim mengatakan...

Tapi sesungguhnya masyarakat lebih pinter dari pada pemerintah...
Namun apa daya... tak mampu menyikapinya...