Jumat, 30 Mei 2008

Jangan Cepat Percaya

Seperti biasa, menjelang adanya kabar buruk kenaikan apa saja (contoh di sini: BBM) dapat dipastikan akan beredar isue-isue baru yang mungkin sengaja di design atau sekedar iseng untuk menghilangkan, atau minimal mengaburkan faktor aslinya (baca: kenaikan BBM).

Sebut saja SMS Setan. Kabar burung ini mulai “ngetrend” ketika pemerintah sudah mulai berulah untuk mewacanakan naiknya harga BBM. Saat itu info tidak jelas ini menggelinding bak bola salju, yang semakin lama kian membesar. Hampir di semua surat kabar (biasanya surat kabar ‘kampungan’) memuat rilisnya.

Bahkan terkait dengan SMS Setan, saya mendapat SMS yang cukup panjang dari adik ipar di Pangkal Pinang. Bayangkan, isinya sampai tiga layar menceritakan ketakutannya terhadap dampak isue tersebut. Seperti biasa, saya katakan, haram untuk dipercaya kabar murahan itu.

SMS Setan berlalu, tak lama menyusul penemuan Blue Energy oleh Joko Suprapto, lelaki asal Nganjuk. Saking hebohnya, SBY langsung memboyong sang penemu ke Cikeas. Bahkan tidak itu saja, presiden yang juara menaikan BBM ini juga langsung memberi harapan besar terhadap penemuan ini.

Seperti biasa, ketika masyarakat begitu antusias menyambut kabar gembira ini, saya tetap mengatakan, jangan cepat percaya, nanti malah nambah kecewa. Tak lama, penolakan atas penemuan itu pun bermunculan. Para ilmuan UGM mempertanyakan keilmiahan penemuan Joko itu.

Hari ini, di beberapa media media lokal maupun nasional, juga beberapa situs memuat Ahmad Zaini Suparta yang mengklaim mendapat warisan Rp. 18. ooo triliun. Tidak itu saja, uang sebanyak 20 kali lipat APBN ini membuka diri untuk dipinjamkan kepada siapa pun.

Sekali lagi saya tetap mengatakan, jangan terlalu cepat percaya. Untuk kasus SMS Setan jelas itu wajib tidak dipercaya karena sudah berbau klenik dan bikin gak normal jalan pikirnya. Untuk kasus kedua (baca: blue energy) harus dibuktikan terlebih dahulu keilmiahannya. Terkahir, hebohnya Rp 18.000 T juga harus benar-benar ditelusuri keberadaan lembaran-lembaran kertas bertuliskan angka mata uang tersebut.

Sebagai anak bangsa, saya tetap berharap, penemuan itu adalah dapat dibuktikan secara empiris, dan Rp. 18.000 T itu juga memang nyata keberadaannya. Seandainya tidak terbukti, maka penjara layak menjadi tempat yang pas untuk mereka. Jika benar adanya penghormatan dan do’a kebaikan juga layak diberikan untuk mereka. Objektif kan?

Namun kalau ada berita bahwa SBY-JK telah gagal memimpin Indonesia, maka saya sangat percaya.

3 komentar:

Anonim mengatakan...

saya juga percaya
tapi di lain pihak, SBY tetep menduduki peringkat pertama popularitas calon presiden mendatang

gimana dunks :-D

GagasanRingan mengatakan...

tenang suroi, karena kalo kita amati popularitas militer tak tegas itu semakin hari semakin meredup saja. memang hari ini masih ada di atas, tapi bentar lagi, Insya Allah akan merosot drastis.
tapi kita juga harus amati, karena yang bakal menyalip itu mbak mega. bukan HNW apalagi saya (he ...) jika bener maka tidak akan ada artinya. karena mega juga ratu penjual aset negara.
so, kita harus design pencitraan dan kerja keras untuk menuju Indonesia lebih bersinar.

*Ronny Gemilang~ mengatakan...

haha..
ternyata itu bukan cuma isu, Bapak..
sekarang dikau sendiri telah turut merasakan bukti kebenaran 'isu' tsb sekaligus menikmati indahnya harga bensin Rp 6rb/liter