Kamis, 03 Juli 2008

Mereka Semua Mafia?

Mafia Di Senayan
Kerjanya Tukang Buat Peraturan
Bikin UUD
Ujung-Ujungnya Duit

Lagu Slank di atas sudah beberapa bulan wara-wiri di batin kita, yang kemudian berkarat menjadi keprihatinan. Bagaimana tidak, belum genap tiga bulan kasus memalukan yang menimpa Al Amin Nasution terkait alih fungsi hutan lindung di Kabupaten Bintan, baru-baru ini KPK menangkap anggota DPR dari Fraksi Bintang Reformasi, Bulyan Royan di Plaza Senayan

Sebelumnya masih ada tiga anggota DPR yang berurusan dengan KPK terkait kasus pencurian uang rakyat. Dua dari Partai Golkar, yaitu Hamka Yandhu yang ditahan KPK karena aliran dana BI dan Saleh Djasit yang di sel akibat kasus pengadaan alat pemadam kebakaran saat masih menjabat sebagai Gubernur Riau. Satu dari Fraksi Partai Demokrat, Sarjan Tahir terkait kasus alih fungsi hutan di Kabupaten Banyuasin

Di luar “garis keturunan” Senayan, sebelumnya KPK telah menangkap anggota Komisi Yudisial, Irawady Joenoes. Kemudian Jaksa Urip Tri Gunawan yang perkaranya masih meliuk-liuk di persidangan

Penyimpangan Isu
Koruptor adalah perampok uang rakyat itu benar. Korupsi juga menyengsarakan rakyat juga tak salah. Maling rakyat harus diberikan sanksi sangat berat, setuju itu. Tapi jika ada lima atau sebagian besar penjahat rakyat di gedung dewan yang ngutil uang kita, kemudian ramai-ramai menyamaratakan semua anggota dewan adalah maling, itu yang tidak sesuai keadilan

Biarlah saya menjadi bamper sukarelawan. Sengaja saya melawan arus dengan isu hangat di banyak media yang mengarahkan untuk ‘membenci’ profesi anggota DPR. Saya mencium ada skenario hitam terhadap semua politisi (terutama politisi bertrade record bagus), dengan harapan masyarakat tambah apatis, dan endingnya para maling sebenarnya yang akan menguasai gedung yang indah itu.

Bagi saya menjadi anggota DPR adalah langkah legal formal yang strategis untuk melakukan ishlah. Tergantung siapa yang anda pilih dan kenapa anda memilihnya. Juga menjadi tanggung jawab parpol, termasuk para kader dan para elitnya untuk bekerja lebih maksimal lagi dan menyeleksi pemilik pribadi-pribadi unggul bagi calon yang bakal mengemban amanah berat secara professional. Minimal mereka didukung atas kekuatan akidah, iman dan kecakapan intelektual dan sense of humanity. Harta dan kekayaan? Itu juga memungkinkan. Wallahua’lam

7 komentar:

Anonim mengatakan...

HIdup PKS :-D

Anonim mengatakan...

diriku juga mw jadi sukarelawannya

Anonim mengatakan...

Waaah, mestinga penjenengan ikut pemilihan caleg mas, biar membawa nafas perbaikan untuk teman2 lainnya di parlemen.

Anonim mengatakan...

keep on moving sir..

GagasanRingan mengatakan...

hidup pks? tahu aja suroi. untuk hanggadamai bisa daftar di posko sukarelawan di kota anda. untuk mbak ani, baru bisa dorong dulu mbak, karena membawa perubahan tidak harus jadi aleg (saya percaya masih ada aleg yang bagus). keep on moving? siip lah kang

Anonim mengatakan...

Politikus memang bikin ruwet!

ngadmin mengatakan...

Nanti klo Oom Ibnu jadi caleg jangan kek gitu yah :(