Selasa, 10 Maret 2009

Katakan Korupsi Pada Demokrat!

Kampanye Partai Demokrat dengan tagline “Katakan Tidak Pada Korupsi” kelihatannya harus segera direvisi. Iklan yang tiap hari bersliweran di media TV dan menyita besar-besaran halaman sejumlah media cetak itu, kini tak lagi relevan. Malahan terkesan jauh panggang dari api.

Betapa tidak. Adanya dugaan suap Rp 1 miliar terhadap anggota DPR RI dari Demokrat Jhony Allen Marbun, dan kemudian terungkapnya status Sekjen Partai Demokrat Marzuki Alie sebagai tersangka korupsi di pabrik semen Baturaja, adalah fakta yang yang sangat bertolak belakang dengan bunyi iklan yang gagah itu. Belum lagi bila dirinci dengan berbagai kasus korupsi yang melibatkan kader Demokrat lainnya.

Baru satu periode memegang kekuasaan, kader partai ini telah terlibat dalam banyak kasus korupsi. Bayangkan bila mereka berkuasa lebih lama. Tidak terbayangkan berapa banyak lagi yang akan terlibat korupsi.

Banyaknya kader Demokrat yang terlibat dalam kasus korupsi, sangat bisa dipahami, bila kita melihat sejarah berdirinya partai ini. Partai yang secara instant membesar dengan mendompleng kharisma Presiden SBY ini, merekrut pengurus dan kader tidak secara selektif.

Siapa saja yang ingin bergabung, langsung diterima, mendapat kartu anggota dan sebagian langsung masuk menjadi anggota parlemen. Yang beruntung malah masuk dalam pemerintahan. Soal track record? Tak ada waktu untuk menyeleksinya. Maklumlah namanya juga darurat.. Wajarlah bila performa Fraksi Demokrat di parlemen tidak mencorong.

Siapa yang kenal dengan Sarjan Tahir?. Sebelum meledaknya kasus suap pengalihan hutan Tanjung Api-Api, anggota DPR dari Sumatera Selatan ini, kiprahnya nyaris tak terdengar. Begitu juga dengan Jhonny Alen. Namanya mulai disebut-sebut ketika terjadi demo anarkis di Sumut yang menewaskan Ketua DPRD Azis Angkat. Begitu juga dengan Azidin anggota Fraksi Demokrat yang direcall karena terlibat dalam percaloan catering haji.

Contoh lain, adalah pelawak Komar. Ia tidak pernah sama sekali dikutip media dalam kapasitasnya sebagai anggota DPR. Kalau toh ada anggota DPR dari Demokrat yang paling banyak dikutip media, bisa dipastikan adalah pasangan Angelina Sondakh-Ajie Masaid. Sayangnya pemberitaan terhadap mereka bukan kiprahnya sebagai wakil rakyat, tetapi lebih pada gosip percintaan mereka.

Dengan performa para anggota parlemennya yang lebih banyak terlibat skandal, saya jadi khawatir, jangan-jangan tagline ”katakan Tidak pada Korupsi” bisa berubah menjadi ”Katakan Tidak pada Demokrat”.

Memilih wakil rakyat, memang tidak sama dengan memilih Presiden. Sudah waktunya rakyat bisa menentukan pilihan secara cerdas! (inilah.com)

Billy Bari Adyasta, billyadhyasta@gmail.com

1 komentar:

Anonim mengatakan...

satupun partai tidak ada yg bisa dipercaya...kita sama2 tahu sejarah partai2.......namun ada satu partai KADER yang mempesona yang sudah berkiprah sejak tahun 80-an namun belum berbentuk partai, barulah 1998 ia menampakkan diri yakni PKS