Selasa, 10 Maret 2009

PKS Terapkan Total Football


Partai Keadilan Sejahtera (PKS) mengadopsi salah satu taktik paling fenomenal dalam sejarah sepakbola dunia yaitu total football atau aktif secara total dalam pemilihan umum (pemilu) legislatif 2009.

"Dengan taktik ini PKS diperkirakan bisa meningkatkan suara secara signifikan," ujar kader PKS, Subchan, seorang ahli strategi militer yang bekerja di Cranfield University, Swindon, di Inggris barat daya, di London, Jum`at (6/3).


"Dibandingkan dengan partai lain, semua jajaran di PKS ikut bermain. Dari Presiden (Tifatul Sembiring --Red) hingga kader-kader di `akar rumput`, semuanya aktif melakukan sosialiasasi dan memperkenalkan partai ke masyarakat," kata Subchan.

Yang unik adalah mereka ini bergerak dengan modal masing-masing,kata Subchan, yang beberapa waktu lalu bersama timnya memenangi lomba robot militer yang diselenggarakan Departemen Pertahanan Inggris.

Apa yang dilakukan kader-kader PKS sangat mirip dengan konsep total football yang dipakai Rinus Michels ketika menjadi manajer klub Belanda, Ajax Amsterdam pada 1970-an.

Subchan menjelaskan dalam total football setiap pemain memiliki banyak fungsi dan kelebihan. Johan Crujff misalnya secara resmi ia adalah penyerang tengah. Tapi dalam sistem permainan, ia bisa menempati posisi pemain tengah bahkan pemain bertahan.

Strategi yang dilakukan Crujff dan teman-temannya mengacaukan permainan lawan , namun pada saat yang sama juga menyuguhkan permainan cantik kepada para penonton.

Di panggung politik nasional, PKS menurunkan tokoh-tokoh seperti Tifatul Sembiring, Anis Matta, Hidayat Nur Wahid dan Mahfudz Siddiq untuk mengeluarkan berbagai pernyataan yang baru, segar, dan cerdas.

Subchan mengatakan ibarat pemain sepakbola , maka para tokoh PKS ini bisa bermain di semua posisi. "Bahkan bisa dikatakan apa yang dilakukan PKS lebih maju dari total football ala Ajax Amsterdam karena permainan kader-kader PKS lebih total dan lebih menyeluruh," tambah Subchan yang berasal dari Jombang itu.

Selain memaksimalkan peran para tokoh partai di tingkat nasional, PKS juga memasang berbagai iklan yang cerdas. Sudah menjadi rahasia umum iklan-iklan PKS selalu menjadi pembicaraan masyarakat di semua golongan.

Penetrasi ke pemilih ini diimbangi pula dengan aksi `jemput bola`. Subchan menjelaskan, PKS memiliki kader-kader yang siap "menjual "partai dari pintu ke pintu secara santun dan simpatik. Para kader ini adalah `mesin` partai yang sesungguhnya.

Subchan kemudian membandingkan kerja PKS ini dengan partai-partai lain. "Kalau dicermati banyak partai di Indonesia yang menggantungkan pada tokoh atau individu tertentu,"kata Subchan yang juga dikenal sebagai pakar matematika ini.

Ketika seorang tokoh tidak lagi dinilai kharismatik atau tidak lagi menduduki jabatan tertentu di eksekutif, maka bisa jadi kerja partai tak lagi efektif.

Sementara PKS mengambil taktik yang berkebalikan. "Partai ini tidak tergantung pada ketokohan orang-orang tertentu. Kinerja partai ditentukan oleh kerja para kader di semua lini," tandasnya. [EL, Ant]

Tidak ada komentar: