Selasa, 18 Maret 2008

Lagi, Tentang Syarat Presiden

Pemilihan presiden memang masih satu tahun lebih, namun saat ini parlemen sedang menggodok ketentuan dan syarat yang terkait dengan pemimpin negara yang tidak pernah basi dibahas ini.

Setelah Golkar dan PDIP ‘show of force’ dengan mengajukan syarat 30 persen yang belum gool, saat ini yang sedang menjadi perbincangan hangat berkaitan dengan syarat capres yang harus berpendidikan minimal sarjana. Ada juga salah satu fraksi (F-PKS-red) yang mengusulkan umur capres tidak lebih dari 60 tahun.

Walaupun syarat pendidikan S1 adalah cerita lama, namun masih saja memiliki daya gertak yang lumayan ampuh. Buktinya, Ketum PDIP, Megawati langsung berteriak lantang menolaknya. Tidak itu saja, mantan Presiden ini juga dihadapan pengurus sayap organisasi barunya (Baitul Muslimin-red) mengatakan bahwa untuk menjadi nabi tidak perlu harus berpendidikan sarjana.

Karuan saja, statement istri Taufik Kiemas ini menuai banyak kecaman dari berbagai pihak. Sedikitnya dua petinggi partai memberikan kritik keras terhadap pernyataan Megawati tersebut. Sebut saja Nizar Dahlan. Ketua DPP PBB mengatakan perbandingan presiden dengan Nabi sama saja mengecilkan peran dan fungsi Nabi sebagai pembawa risalah yang diutus oleh Allah.

Bahkan, Roy BB Janis mantan orang dekatnya yang saat ini sebagai Ketua PDP pun mengecamnya. Menurutnya statement Megawati itu tidak relevan dan blunder. Dia mengajarkan seharusnya yang dicontohkan Megawati adalah Soekarno-Hatta, bukan Nabi, karena Nabi itu pilihan Tuhan.

Soal syarat capres maksimal berumur 60 tahun pun kian ramai dibicarakan di tingkat elit partai. Pada acara Demo Crazy yang digelar Metro TV, Agun Ginanjar, anggota Fraksi Golkar secara tegas menyatakan fraksinya menolak tawaran tersebut. Menurutnya aturan tersebut menghambat warga negara untuk mencalonkan diri sebagai presiden.

Sedang Mustafa Kamal, anggota F-PKS beralasan pemimpin negara berada dalam posisi yang strategis, untuk itu haruslah diberikan kriteria yang seideal mungkin karena menyangkut masyarakat banyak, termasuk tentang kriteria sarjana dan umur capres yang dibatasi.

Fenomena tarik-menarik di atas adalah suatu kenyataan. Terserah, mana yang lebih benar dan memperjuangkan untuk kepentingan rakyat adalah hak anda untuk memutuskan. Yang terpenting kita doakan semoga Indonesia kita benar-benar menjadi negara yang baldatun thoyyibatun wa robbun ghofur. Wallahua’lam

1 komentar:

biaca mengatakan...

Aslkm..piye kabare ?

doanya sy amin-kan.

minat jadi presiden mas? kan udah ada perahu.......hehehe....