Selasa, 25 Maret 2008

Mertua Datang

Ahad kemarin, rumah kami kedatangan tamu besar. Tamu itu bukan tokoh lokal atau nasional. Tamu besar itu adalah mertua saya yang datang jauh-jauh dari Pangkal Pinang, Bangka dengan satu diantara banyak tujuan, melihat cucu mereka (Nazla dan Aghniya Salsabila).

Dengan menggunakan pesawat paling sore, Ayah dan Mama (demikian kami panggil) tiba di rumah sekitar pukul 20:00. Wajah-wajah tua dan guratan kelelahan seketika langsung sirna manakala mereka melihat Nazla dan Aghniya yang digendong istri saya.

Meski sangat paham anak kedua saya tidak memahami pernyataan mereka, namun naluri kasih sayang kakek-neneknya tidak mempedulikannya. mereka 'cuek' dan langsung beraksi. “Ini Mbah .... ini Mbah ...”, demikian kalimat pertama yang diucapkan mertua saya ketika melihat Aghniya seraya menggendongnya. Karena kalah cepat sang nenek pun akhirnya mencari Nazla, tanpa basi-basi Nazla pun langsung digendong, dicium. Wis pokoknya rame lah. just info, Ayah baru melihat Nazla dan Aghniya, sedang Mama baru lihat Nazla.

Rencananya, mertua saya akan tinggal di Batam sekitar setengah bulan, karena (khusushon) Mama akan mentraining pengasuh anak-anak saya yang juga baru datang jauh dari Magelang, karena jatah cuti istri saya sudah habis. My beloved wife harus berhadapan dengan barang bisu berupa mesin kembali di sebuah perusahaan asing bergerak di bidang elektronik yang ada di kawasan Batamindo

Cukup dengan waktu sehari, Ayah mengetahui kekurangan saya. Bukan tidak hormat, bukan pula suka marahin anaknya (istri saya) dan trade mark buruk lainnya. Kelemahan itu ialah saya tidak bisa (baca: tidak berani) dengan sesuatu yang berbau listrik. Sekedar informasi, lampu lantai II yang ada di luar sudah konslet dua mingguan. Karena gak berani saya biarin begitu saja. Dengan berharap agar mertua saya tidak mengetahuinya

Sehebat-hebatnya Tupai melompat, akhirnya jatuh juga. Begitupun ‘rahasia’ itu pun akhirnya terbongkar. Awalnya karena Ayah ingin menatap veiw indah di malam hari di lantai II, namun berhubung gelap, tanpa ba-bi-bu langsung mencari saklar, memencet dan pet. Mati lampu. Saya pun akhirnya terus terang kalau jaringan di atas ada masalah.

Orang jujur memang beruntung. Tak lama Ayah komentar, biar nanti siang Ayah betulin (wah tega ya, datang jauh-jauh kok malah betulin listrik). Tidak itu saja, Ayah juga masang fun gantung di kamar. Padahal tuh kipas sudah saya beli dari dulu, karena malas belum sempat dipasang juga. Makasih Ayah .... Makasih Mama ... Duh asyiknya mertua datang. (He ... he .... he .... )

3 komentar:

Anonim mengatakan...

ini namanya memanfaatkan mertua :D
klo aku cuman punya 1 mertua, ibu,suamiku dah ditinggal ayahnya sejak umur 1 tahun...

salam buat mertuanya ya

Me mengatakan...

Waaah senangnya ya kalau dikunjungi orang tua (termasuk mertua) kita.

Anonim mengatakan...

mertua oH mertua...
Kapan ya ada yang mau jadi mertua saya :P