Minggu, 14 Juni 2009

Wacana Satu Putaran Bagai Bola Salju

Meski wacana menang satu putaran yang dihembuskan oleh timses SBY-Boediono masih pro kontra, namun bagi mitra partai koalisinya wacana tersebut menjadi senjata yang ampuh untuk menggerakan mesin partai

Buktinya, target menang satu putaran juga kembali bergema di Gedung Sumatera Promotion Center, Batam. Penabuhnya tidak lain adalah Muhammad Razikun. Ketua Bapilu DPP PKS pada acara Deklarasi PKS Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) untuk pasangan SBY-Boediono, Ahad (14/6) ini mengatakan, PKS akan all out mengantarkan pasangan nomor dua ini menang dengan cukup satu putaran.

Menurut Razikun, target memenangkan pilpres dengan satu putaran bukanlah hal yang muluk-muluk, mengingat jumlah suara kursi di parlemen maupun suara partai pendukung SBY-Boediono sekitar 60 persen. “Apalagi Tsunami Partai Demokrat dan kesolidan kader PKS bakal disatukan,” jelasnya

Hal senada juga dikatakan oleh Wildan Hadi Purnama. Menurut Ketua DPW PKS Kepri ini, menang dengan cukup satu putaran lebih efektif dan efisien, baik dari sisi anggaran negara maupun terkait dengan jalannya pemerintahan.

Mengutip pendapat Ketua MPR, Hidayat Nur Wahid, Wildan menjelaskan, anggaran untuk pelaksanaan pilpres memakan anggaran sebesar 4 Triliun. “Ini hampir sama dengan biaya pembangunan jembatan Suramadu,” ujarnya

Menurut dia, jika harus memenangkan dengan dua putaran, maka akan semakin banyak anggaran yang dikeluarkan. Selain itu, (menang satu putaran) akan membuat roda pemerintahan akan lebih efektif, karena langsung bekerja tanpa harus menunggu ‘ronde” kedua.

Beberapa hari lalu, wacana menang satu putaran banyak ditanggapi oleh tokoh nasional. Menurut Anggota Majelis Syuro PKS yang juga Ketua MPR, Hidayat Nur Wahid, kemenangan pasangan capres dalam satu putaran akan memaksimalkan waktu dan meminimalkan anggaran. Deni JA berperndapat, jika pemilu presiden berlangsung dua putaran, ketidakpastian dan ketegangan politik akan berlangsung lebih panjang

Sedang menurut pakar hukum tata negara Irman Putra Sidin, alasan efisiensi dan stabilitas politik adalah alasan yang mengada-ada. “Itu alasan yang dibuat-buat. Kalau mau efisien, ya tinggal tunjuk saja presidennya," kata Irman kepada INILAH.COM di Jakarta

Terlepas dari pendapat di atas, wacana menang satu putaran kini bagaikan bola salju yang terus saja menggelinding. Semakin lama bola itu berputar akan semakin besar pula masyarakat yang akan terpengaruh. Ini dikarenakan alasan yang sangat rasional dan langsung menembus “jantung pertahanan” masyarakat, yaitu alasan keamanan dan perut. Tidak percaya? Buktikan saja!

Tidak ada komentar: