Kamis, 17 Januari 2008

Wanita Memang Luar Biasa

Wanita adalah makhluk yang lemah. Kalimat tersebut terasa benar manakala dilihat dari sudut yang parsial. Fisiknya mungkin, bisa jadi perasaannya atau yang lainnya. Tapi itu tidak merepresentasikan keberadaannya yang utuh, jadi janganlah pameo tersebut dijadikan argumentasi. Itulah faktanya. Setidaknya bagi saya!.

Pagi itu tidak seperti biasanya, entah disengaja atau tidak, intinya istri saya terlihat malas. Ba’da sholat subuh yang biasanya langsung beraktivitas, saat itu justru malah memilih untuk menuju kamar kembali, lalu tertidur tanpa dosa.

Konsekuensinya tentu si kecil Nazla sayalah yang menyentuhnya. Mengajaknya bernyanyi santri-santri kecil, jalan-jalan pagi atau sekedar bermain cilup baa. Sekilas sungguh aktivitas yang menyenangkan, namun lama-lama timbul kejenuhan juga (swear), belum lagi jika harus pake acara rewel, nangis dan lainnya.

Tak berapa lama saya bawa ia ke kamar untuk ganggu umminya. Sekali lagi entah disengaja atau tidak, istri saya cuek bebek tak menghiraukannya. Melihat (sepertinya) istri saya masih nyenyak, saya memutuskan membawa Nazla ke luar bermain motor sembari memanaskannya (tentunya dipangku) yang pagi itu tumben sudah dikeluarkan.

Merasa sudah nyerah, saya kembali ke kamar. Kali ini tidak mengganggunya, namun membangunkannya. “Baru satu jam …” tanpa diminta istri saya membuka kalimatnya. “Sudah nyerah mi”, jawab saya sekenanya.

Serentak saya berpikir dan tulus mengatakan “Wanita itu hebat dan luar biasa!”. Bayangkan, istri saya sekarang sedang menunggu masa kelahiran anak kedua kami ( Insya Allah akhir Januari ini). Namun dengan tangan besinya, ia masih menyempatkan untuk “menciptakan” masakan yang enak, gubuk yang bersih dan Nazla yang penuh perawatan dan seabrek prestasi lainnya. Belum lagi saat ini istri masih saya masih tercatat sebagai karyawan sebuah perusahaan asing yang membantu menyambung nafas tungku kehidupan kami

Saya yakin, hampir sebagaian besar wanita seperti itu adanya. Andalah (kaum perempuan dan para istri) diantaranya, semoga.

Mi, abi ngaku “kalah”, I Love U

2 komentar:

Anonim mengatakan...

hihihi,,,ibuku juga kayak umi-nya nazla,lo,,super woman,,kerja iya, beres-beres rumah juga iya, ngasih makan orang serumah-pun ga' pernah lupa..tapi bapakku juga superman=D..ntar kalo ibuku lagi males ga' ragu2,ga' malu2 bapak,deh yang beraksi..=D

Anonim mengatakan...

sekali2 diambil alih gitu dunks kerjaan istrinya :D
nyapu, ngepel, cuci baju, setrika, dll