Senin, 18 Februari 2008

Mbok Ojo Nganehi

Berpikir tak logis tur mengangkangi kehendak Allah ternyata masih menjadi hobi penduduk negeri ini. Alih-alih dari Jawa hijrah ke Batam untuk mendapatkan komunitas yang agak rasional, eh ternyata masih jauh api dari panggangnya. Gak beda alias sama saja!.

wong aneh (demikian sebutan saya untuk orang-orang yang tidak logis dan tanpa ada sandaran pengetahuan dan agama) ternyata tidak mutlak “hak” orang Jawa. Suku Minang, Batak dan mungkin juga se Nusantara juga gemar dengan hobi yang sudah diwariskan beranak-pinak ini.

Ini terjadi kemarin sore. Seorang ibu”berkebangsaan” Minang melintas dengan menggendong anaknya yang montok. Iseng-iseng kawan saya berkata “Wah gemuk sekali bu anaknya?” Praktis si ibu berhenti dan balik berkata “Jangan ngomong gemuk dong?”, “Harusnya ngomong apa bu?”, timpal saya ikut berdiskusi. “Pokoknya jangan ngomong gemuk aja deh”, tutup si ibu mantap.

Maksudnya jangan ngomong yang ‘baik’, tapi yang ‘jelek’ saja. Contoh anaknya gemuk katakan saja kurus sekali bu?. Hidungnya mancung katakan hidungnya pesek ya bu?. Pantaskan jika saya katakan wong aneh?

Suatu hari saya mampir ke tempat Nenek_sebutan mantan pengasuh Nazla. Karuan saja Nenek bertanya “Bi, Nazla bagaimana kabarnya?”. “Alhamdulillah nek, sehat, tambah gemuk dan masih putih”, jawab saya sambil bercanda.

“Hus, jangan ngomong gemuk dan putih, itu .... “ (saya lupa istilah Sumateranya). Istilah Brebesnya ora ilok, istilah Jakartanya pamali. Apa istilah di daerah anda? Apapun istilahnya, mari kita brantas bersama-sama (ih serem sangat?) Wallahua’lam

4 komentar:

Anonim mengatakan...

La, emang napa ? koq gemuk dibilang pamali ? baru tau juga gw

klo aku dari dulu hidup di lingkungan yang rasional, secara sejak kuliah dah nge-kos,jd jg agak kurang tau ma apa apa aja yang dipamalikan :D

anehnya, temen kantor yg baru melahirkan sms ke aku, nanya "suroi, kt org2 aqiqah itu harus dr ortunya ya, klo dari bokap gw boleh ga? koq gw jd takut, bokap mo ng-aqiqahi soalny, menurut lho ?"

nah,krn gw ga punya dasar ke-jawa2an, ya gw jwb aja "boleh,itu kan bisa diterjemahkan sebagai hadiah atau pemberian ke anaknya, terus dari kamu diteruskan ke anakmu "

bener ga neh jawabanku ?

Me mengatakan...

Lha buat saya juga aneh kok ada orang yang seperti itu? Masak sih kita malah harus ngomong yang jelek2 ?
Padahal omongan itu kan doa? mending ngomong yang baik2 saja.
Seperti halnya ketika kita memuji anak kita, yang baik2 saja kan yang kita bilang (anakku yang pinter, yang ganteng, yang baik....walau mungkin kenyataannya bisa saja nggak seperti itu)

GagasanRingan mengatakan...

haruskan seperti itu mbak. tapi aku juga gak tahu. makanya aku sebut wong aneh.
di perum mbak ani ada gak yang begitu? kalo gak, berarti mbak ani tinggal di perumahan yang lebih bagusan kan? hayoo ngaku?
kalo di perum saya (GMP Tj Piayu) masih ada mbak. intinya saudara kita masih banyak yang aneh mbak. itu tandanya tugas kita masih berat.

ngadmin mengatakan...

ya memang namanya jg alam dunnyo pasti ad aj yg aneh2 dan nganehi nkali ya Oom bapake..