Jumat, 15 Februari 2008

Nasionalisme Setengah Matang

Dua hari lalu saya membaca di beberapa media, bahwa hubungan Jepang – Amerika terancam goyah “hanya” lantaran terjadi skandal pelecehan seksual yang dilakukan oleh marinir AS Tyrone Hadnott, kepada gadis Jepang berusia 14 tahun.

Yang mengeluarkan ancaman itu pun bukan orang sembarangan, namun Perdana Menteri, Yasuo Fukuda yang menegaskan kalimatnya bahwa kejadian tersebut adalah hal yang tak dapat dimaafkan.

Tidak itu saja, reaksi kemarahan datang juga dari berbagai orang top pemerintahan negeri sakura itu. Sebut saja Ichiro Ozawa, pemimpin oposisi Partai Demokrat yang mengatakan “Insiden terkutuk seperti itu memiliki dampak emosional yang besar kepada masyarakat Okinawa”.

Menteri Luar Negeri Masahiko Komura pun tak kalah garang. Ia mengancam kasus tersebut akan menyulut perdebatan seputar eksistensi militer AS di Jepang. Kemudian Menteri pertahanan Ishiba yang sangat marah karena pelecehan seksual yang dilakukan tentara Amerika sering terjadi. "Terus terang saja, saya marah sekali. Saya akan mengambil tindakan tegas agar mereka jera", kecamnya. Masyarakatnya pun habis-habisan mengecam AS.

Bagaimana dengan di Indonesia. Wow jangankan “baru” pelecehan. Pemerkosaan, penyiksaan, pembunuhan dan segala yang ngeri-ngeri pun pemerintah kita masih tenang-tenang saja. Andai bersuara pun hanya sebatas suara sumbang. Ada apa nih dengan Indonesia kita?

2 komentar:

Anonim mengatakan...

memang tuh
kita ga lagi punya harga diri
mungkin klo saat ini kita meniru sikap jepang, maka bisa jadi AS akan berkata: "ya terserah elu, emang gw pikirin! "

jangankan AS, ke Malay aja negara kita ga berani berkutik

entahlah, tp bagaimnapun jg, aku cinta indonesia ^^

trevligt helg ^^ (have a nice wikend)

GagasanRingan mengatakan...

memang (mungkin) seandainya kita garang melawan AS, mereka mengatakan "Siapa sih lo?". tapi percayalah dua-tiga kali tindakan mereka akan berbeda.
saya ingat nasehat mahatma gandhi yang intinya, "siapa saja akan tercabik-cabik jika sudah menyerahkan Kehormatannya". jangan under estimated saudaraku. tataplah dunia masalaha dengan keoptimisan (cieh nggaya.)