Sabtu, 02 Februari 2008

Penyelewengan Kita

Ada beberapa kalimat nyunah yang populer di kalangan umat Islam pada umumnya. Ada salam khas umat Muhammad, “Assalamu'alaikum …” . Setelah itu ada ungkapan kesyukuran Alhamdulillah. Dan yang ini tak kalah populer dari pendahulunya, apa lagi kalau bukan Insya Allah.

Bagi umat Islam Indonesia khususnya, kalimat yang diucapkan saat seseorang ingin melakukan janji ini begitu mempesona bak bunga. Saking indahnya membuat siapapun berkeinginan menjamah bahkan memetiknya. Seperti biasa, ada yang mampu merawatnya, namun tak sedikit yang mencampakannya.

Menurut wikipedia.org Insya Allah adalah ucapan seseorang yang menyertai pernyataan akan berbuat sesuatu pada masa yang akan datang. Dengan mengucapkan perkataan ini seorang muslim telah berjanji untuk melakukan perbuatan tersebut kecuali tidak memungkinkan pada saat akan dilakukan.

Bahasa mudahnya adalah ketika kalimat Insya Allah sudah diucapkan oleh seorang muslim/ah, maka janji yang disepakati itu 99,99% pasti jadi. Yang 0,01% adalah faktor X yang merupakan kehendak lain dari Allah. Nilai filosofisnya (diantaranya) menunjukan bahwa manusia itu lemah karena dapat terkalahkan oleh 0,01%.

Namun realitanya, kalimat tersebut sudah terdistorsi oleh kita, umat muslim sendiri. Sehingga kalimat tersebut mengalami penyelewengan makna. Yang dipahami sekarang Insya Allah tak ubahnya kalimat keragu-raguan, atau bahkan ketidak sanggupan memenuhi janji. Inilah bukti penyelewengan kita!.

“Jangan Insya Allah dong”, itu adalah pernyataan yang sering kita dengar ketika seseorang ngebet ingin sesuatu. Padahal penggunaan kalimat tersebut datangnya tidak ujug-ujug, namun menggunakan wahyu yang disampaikan oleh dzat yang maha benar. Astaghfirullah, lagi-lagi kita berbuat dosa.

Dan jangan sekali-kali kamu mengatakan terhadap sesuatu ’sesungguhnya aku akan mengerjakan esok,’ kecuali (dengan mengucapkan) Insya Allah. Dan ingatlah kepada Tuhanmu jika kamu lupa dan katakanlah ‘mudah-mudahan Tuhanku akan memberiku petunjuk kepada yang lebih dekat kebenarannya daripada ini.'’ (QS Al-Kahfi: 23-24) Wallahua’lam.

Tidak ada komentar: